Tau Mangkasara, Orang Makassar
Tau Mangkasara, Orang Makassar
KABARKAMI – Entah siapa pertama kali yang menyebut merekamangkasara dan apa pula penyebabnya? Apakah karena mereka secara kasar menyerang Kerajaan-Kerajaan Bugis? Ataukah karena gaya dan bahasa mereka yang memang terdengar kasar? Entahlah, yang jelas kata mangkasara telah didentifikasikan tanpa melihat latar belakang dan sejarah yang sebenarnya.
Mereka itu adalah orang-orang yang menetap di daerah Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba. Mereka itu adalah yang dahulunya dinaungi oleh sebuah Kerajaan besar bernama Kerajaan Gowa. Salah satu Raja mereka yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin. Banyak orang yang menganggap kata Makassar itu mengandung kata “kasar”, padahal tidak demikian adanya. Kata Makassar sendiri sebenarnya berasal dari 2 kata, yang pertama itu “Mang” yang berarti Memiliki sifat atau yang terkandung didalamnya, kemudian kata yang kedua adalah “Kasarak”, yang berarti wujud yang nampak, terang, Nyata dan terlihat jelas. Jadi arti dari kata Mangkasara yang kemudian dibahasa Indonesiakan menjadi Makassar sebenarnya ialah Memiliki sifat yang jelas dan terbuka. orang yang memiliki sifat atau karakter “Mangkasarak” berarti orang tersebut besar (mulia), berterus terang (Jujur). Sebagaimana di bibir begitu pula di hati. Bahkan dulu, jika ada orang yang dimintai kesaksiannya, maka orang tersebut wajib untuk “Akkana Mangkasarak” yaitu berkata terus terang, jujur dan tidak disisipi oleh kebohongan. (catatan : Suwandi Mardan)
Dalam perjalanannya, seiring gerakan ke-Indonesiaan, mangkasara kemudian dibahasa-Indonesiakan menjadi Makassar dan diidentifikasikan menjadi salah satu suku resmi dalam lingkup negara Republik Indonesia. Bahkan Sultan Hasanuddin digolongkan sebagai Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya berjuang melawan Belanda. Sebagian wilayah Gowa kemudian dijadikan sebuah kota bernama Makassar yang kemudian menjadi ibukota provinsi Sulawesi Selatan.
Agama
Pada mulanya, agama orang Makassar adalah animisme. Namun sejak ulama asal Sumatera bernama Datuk Ri Bandang menyebarkan Islam maka orang Makassar pun banyak menganut agama Islam, termasuk para pejabat Kerajaan Gowa. Islam pun menjadi agama mayoritas Suku Makassar.
Pada mulanya, agama orang Makassar adalah animisme. Namun sejak ulama asal Sumatera bernama Datuk Ri Bandang menyebarkan Islam maka orang Makassar pun banyak menganut agama Islam, termasuk para pejabat Kerajaan Gowa. Islam pun menjadi agama mayoritas Suku Makassar.
Pun begitu, animisme tetaplah bertahan. Beberapa di antaranya bisa didapati di daerah Bulukumba, dimana ada sebuah komunitas yang dengan setia menganut animisme. Komunitas itu terkenal dengan sebutan Suku Kajang.
Adat dan Bahasa
Suku Makassar memiliki adat yang khas dalam beberapa hal, seperti pernikahan, kematian, panen, pindah rumah, prinsip hidup, pakaian, dan sebagainya. Sedikit-banyaknya, adat-adat Suku Makassar tersebut telah terpengaruh ajaran Islam.
Suku Makassar memiliki adat yang khas dalam beberapa hal, seperti pernikahan, kematian, panen, pindah rumah, prinsip hidup, pakaian, dan sebagainya. Sedikit-banyaknya, adat-adat Suku Makassar tersebut telah terpengaruh ajaran Islam.
Suku Makassar juga punya bahasa sendiri dimana tiap daerah berbeda-beda logatnya, ada yang kasar dan ada yang halus. Sama seperti Suku Bugis, Huruf Lontara’ menjadi huruf untuk bahasa Makassar.
Adat, bahasa, dan huruf sendiri menandakan bahwa Suku Makassar pada masanya memiliki peradaban yang luar biasa hebatnya. Nenek moyang Suku Makassar mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan mewariskannya secara turun-temurun.