Galesong, Di Kilas Sejarah
Kawasan Galesong, membentang dari wilayah Bontomarannu di pesisir
selatan hingga Desa Aeng Batu-Batu yang bersebelahan dengan Kelurahan
Barombong, Kota Makassar. Di timur berbatasan dengan wilayah kecamatan
Bajeng. Jika hendak menuju pusat daerah Galesong dari Makassar dapat
ditempuh dari daerah Limbung, dari jalan raya negara Makassar – Takalar
sejauh 25 kilometer ke barat. Atau dari Kota Makassar melewati Barombong
dan melewati jembatan diatas sungai Jeneberang.
Dua penanda strategis kawasan ini adalah dibangunnya tiga benteng
pertahanan Kerajaan Gowa yaitu, Benteng Sanrobone, Galesong dan
Barombong. Dari ketiga benteng ini hanya Benteng Sanrobone yang masih
tersisa.
Di dalam sejarah, Galesong adalah salah satu wilayah kekuasaan
kerajaan Gowa. Terdapat satu catatan yang menjelaskan bahwa pada tanggal
13 Juni 1635, saat itu Sultan Alauddin (Raja Gowa ke -14) berada di Beba (kini adalah salah satu desa dimana terdapat Tempat Pendaratan Ikan yang ramai),
salah satu daerah di utara Galesong di dekat pantai (yang menurut
lontarak) kepunyaan Andi Mappanyukki, peristiwa ini dikatakan terjadi
pada tanggal 18 Juni 1635.
Karaeng Galesong putra Sultan Hasanuddin dari istri keempatnya bernama I Hatijah I Lo’mo Tobo yang berasal dari kampung Bonto Majannang. Karaeng Galesong bernama lengkap I Mannindori Kare Tojeng Karaeng Galesong
yang lahir pada 29 Maret 1655. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin, ia diangkat sebagai Karaeng Galesong (Galesong, termasuk
bawahan kerajaan Gowa) dan kemudian menjadi panglima perang kerajaan
Gowa.
Tidak banyak lagi kisah yang berasal dari Kawasan ini hingga periode
kemerdekaan. Namun sempat pula bergejolak ketika banyak warga setempat
yang ikut bersama Kahhar Muzakkar pada saat pemberontakan DI/TIII. Banyak dari mereka yang melarikan diri hingga Palopo dan Mamuju.
Pasca perang kemerdekaan, ketika beberapa kawasan strategis di pesisir pantai disiapkan untuk jadi kabupaten atau wilayah afdelling,
para tokoh kunci dari Galesong termasuk H Bostan Daeng Mama’ja, salah
seorang garis kuat keturunan Karaeng ikut membidani lahirnya Kabupaten
Takalar dan menjadikan Pattallassang sebagai ibukota kabupaten pada
tahun 1959.
Tahun 2008, Kawasan Galesong dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu,
Kecamatan Galesong Selatan, Galesong dan Galesong Utara. Kecamatan
Galesong adalah kecamatan baru dan merupakan perpaduan beberapa desa
dari dua kecamatan sebelumnya. Di Kecamatan inilah atau tepatnya di Desa
Galesong, terdapat Balla Lompoa atau kediaman raja Galesong dari turun temurun.