Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

RIWAYAT PERJUANGAN SULTAN HASANUDDIN

Gambar
RIWAYAT PERJUANGAN SULTAN HASANUDDIN Nusantara kita terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan alam yang berlimpah ruah. Diantara pulau-pulau itu, ada sebuah pulau yang bentuknya menyerupai huruf K. Pulau itu tidak lain adalah  Pulau Sulawesi . Dahulu, pada abad ke-15 sampai abad ke-17, di bagian pulau sulawesi terletak sebuah kerajaan yang besar dan disegani bernama  kerajaan gowa . Menurut catatan para ahli, kerajaan gowa ini didirikan pada sekitar tahun 1300 Masehi dan dikenal serta disegani oleh bangsa Eropa kerena kebesaran dan kekuatan armada perangnnya. Salah satu raja yang memerintah kerajaan gowa itu adalah I Mallombasi Daeng Mattawang, Karaeng Bonto Mangape, Sultan Hasanuddin, Tumenanga ri Ballapangkana (yang meninggal di istananya yang indah). Beliau dikenal sebagai Sultan Hasanuddin, yang dijuluki "Ayam Jantan Dari Timur". Raja Gowa ke-16 yang memerintah kerajaan gowa tahun 1653-1669 menggantikan ayahnya Sultan Malikussaid yang memerintah pada tahun 1639-1653.

SINRILIK: Sastra Prosa Khas Makassar

Gambar
SINRILIK: Sastra Prosa Khas Makassar بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Dalam budaya Makassar, keberadaan karya satra cukup berperan penting dan memiliki arti tersendiri bagi kehidupan masyarakat. Kehadiran karya sastra disamping sebagai konsumsi hiburan dan seni bercerita, juga kerap digunakan sebagai media penyampai informasi terkait dengan peristiwa-peristiwa penting dan kisah-kisah orang berpengaruh di masa silam. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Makassar adalah masyarakat yang berjiwa seni, cerdas dalam bertutur, dan pintar mencari cara dalam menghargai pemimpin dan pejuangnya. Karya sastra dalam budaya Makassar cukup kaya dan beragam. Ada yang berbentuk syair atau puisi seperti: Syair Pakkio Bunting, Syair Doangang (Pa’doangang), SyairAru (Angngaru), dan yang lainnya, ada juga karya sastra yang berbentuk prosa yang disampaikan dengan cara dilagukan secara berirama, baik dengan menggunakan alat musik maupun tanpa alat musik. Salah satu karya sast

Ini Dia Syair Pakkio' Bunting

Gambar
Ini Dia Syair Pakkio' Bunting بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Assalamu alaikum sa’ribattang… Apa Kareba? Dasi na dasi massing nia’jaki i lalang panngamaseanna Allah ta’ala… Amin ! Kali ini, Jufri Daeng Nigga akan menyuguhkan satu tradisi menarik dari masyarakat Makassar. Tradisi yang cukup menghibur dan sarat makna tapi hampir dilupakan orang. Hemmmmhhh… kenapa bisa ya? Karena pengaruh sinetron mungkin… atau bisa jadi karena pengaruh ca’doleng-doleng ya? …hehehe! Maybe yes maybe no… Tapi yang jelas, ada sebuah pergeseran budaya yang cukup ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini di seluruh belahan bumi persada ini. Betul gak??? Baiklah sa’ribattang… simaklah tulisan sederhana di bawah ini…! Di Makassar, setiap ada pesta pernikahan, ada sebuah kebiasaan menarik yang selalu dilakukan khususnya oleh pihak pengantin wanita terhadap pengantin pria, sesaat sebelum pengantin pria tersebut menginjakkan kakinya di tangga