Raja Gowa VI



Raja Gowa VI

Karaeng Tunatangkalopi

Raja Gowa ke-6 bernama Tunatangkalopiyang berkuasa     pada tahun 1445 – 1450. Beliau adalah Putra Raja Gowa ke-V (Karampang ri Gowa.  Raja ini dikenal sebagai penggagas berdirinya kerajaan kembar Gowa – Tallo.
Gowa dibawa kekuasaan Tunatangkalopi terus memperluas wilayah kekuasaannya, hingga menaklukkan beberapa daerah di sekitarnya yang masuk dalam wilayah Bate Salapanga. seperti ; Pannampuk, Moncongloe, Parangloe, Paccellekang, Pattalassang dan sunggumanai.
Raja Tunatangkalopi memiliki dua orang putra, yang sulung bernama Batara Gowa, dan adiknya bernama Karaengloe ri Sero. Raja khawatir kalau kelak kedua putranya berselisih karena kekuasaan, karena masing-masing ingin menjadi Raja. Mencegah terjadinya perselisihan dimaksud, maka Tunatangkalopi kemudian membagi dua wilayah kekuasaan, yakni wilayah kekuasaan kerajaan Gowa dan wilayah kekuasaan kerajaan Tallo.
wilayah kekuasaan kerajaan Gowa akan diperuntukkan pada anak sulungnya “Batara Gowa”, wilayah dimaksud meliputi;
  1. Gallarrang Paccellekang
  2. Gallarang Pattalassang
  3. Gallarang Bontomanai Timur
  4. Gallarang Bontomanai Barat
  5. Gallarang Tombolo, dan
  6. Gallarang Mangasa.
wilayah kekuatan Tallo yang akan diperuntukkan pada Karaeng Loe ri Sero meliputi;
  1. Gallarang Saumata;
  2. Gallarang Pannampuk;
  3. Gallarang Moncongloe;
  4. Gallarang Parang.**
Raja Tunatangkalopi ini memiliki sifat petualang. Beliau suka berlayar mengarungi lautan nan luas menyinggahi beberapa Negara atau Kerajaan tetangga, seperti Madagaskar dan pulau Aboringin dan beberapa benua lainnya.
Nama Tunatangkalopi sebenarnya bukanlah nama aslinya. Tunatangkalopi adalah nama anumerta yang berarti mati karena ditelungkupi perahu (ditelungkupi= Tunatangkalopi).
Dipisahkannya Kerajaan Gowa – Tallo bukan berarti kedua Kerajaan ini masing-masing berdiri sendiri. Kerajaan Gowa Tallo adalah Kerajaan kembar dan wilayahnya tak bisa dipisahkan satu sama lain. Begitu eratnya rakyat dan pemerintahdikedua kerajaan ini, sehingga penulis berkebangsaan Belanda menamakan Kerajaan Gowa – Tallo dalam istilah Zuzterstaten (Dua Kerajaan Bersaudara).
Di kalangan rakyat Gowa – Tallo saat itu terdengar peribahasa yang mengatakan “Rua Karaeng Se’re Ata” (Dua Raja tapi hanya satu rakyat).
Kedua Kerajaan ini mengadakan kerjasama yang lebih erat, sehingga lambat laun Kerajaan Gowa Tallo menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan terbesar di wilayah timur Nusantara ini.
Kekuasaan dalam wilayah Kerajaan Gowa – Tallo juga masuk dalam perjanjian, yakni siapa yang menjadi Raja Tallo, ia akan sekaligus menjadi Mangkubumi Kerajaan Gowa.**


Postingan populer dari blog ini

teks panjang Aru Tubaraniya Ri Gowa

SILSILAH RAJA-RAJA GOWA

KELONG TAU RIOLO (AGAMA)