Situs Peninggalan Kerajaan Tallo, Bisa Jadi Andalan Wisata Makassar


Situs Peninggalan Kerajaan Tallo, Bisa Jadi Andalan Wisata Makassar

Makassar,
Situs peninggalan sejarah Kerajaan Tallo yang merupakan kerajaan kembar dengan Kerajaan Gowa, di Sulsel berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata menarik yang tidak kalah dengan obyek wisata lainnya.

Peninggalan sejarah dari Kerajaan kembar atau sering disebut Kerajaan Makassar itu, kendati sudah hancur, namun masih jelas menunjukkan bahwa di sana pernah ada berdiri kerajaan.

Pengamat sejarah dan purbakala Sulsel, Drs Andi Amiruddin Burhanuddin, MSi, di Makassar, hari Selasa mengatakan, situs peninggalan sejarah kerajaan Tallo yang masih tersisa di antaranya susunan batu-batu tembok benteng Tallo, sumur Baraniaya (bungung Baraniaya), batu pelantikan raja-raja Tallo, sedang bekas istana Raja Tallo, kini sudah tinggal onggokan-onggokan batu .

Selain itu, di dalam wilayah bekas kerajaan Tallo itu terdapat pula kuburan dari Datuk Ribandang, salah seorang dari tiga sekawan ulama yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Kerajaan Tallo dan Gowa yang kemudian menjadi agama resmi di Sulsel ini.

�Kendati demikian, jika situs ini ditata dan dikembangkan menjadi obyek wisata jelas akan mendapat perhatian dari wisatawan mancanegara maupun nusantara,� katanya.

Dikatakan, dengan terangkatnya kepermukaan situs sejarah bekas kerajaan Tallo tersebut akan sangat mendukung obyek wisata lainnya khususnya obyek wisata peninggalan sejarah masa lampau yang banyak terdapat di wilayah kota Makassar.

Salah satu peninggalan yang terbilang utuh dan berdiri kokoh adalah benteng Fort Rotterdam, yang menjadi andalan pariwisata kota Makassar.

Hanya saja, menurut dia, Pemkot Makassar, tampaknya masih kurang serius mengembangkan obyek wisata sejarah yang ada di daerahnya, sehingga semuanya terkesan tidak mendapat perhartian dan dibiarkan dalam kepunahan.

Ia mengatakan, sedikitnya ada 14 benteng yang mengawal kerajaan kembar Tallo dan Gowa di masa lampau, dan kecuali benteng Fort Rotterdam semuanya sudah hancur.

�Oleh karena itu, ada baiknya di bekas-bekas berdirinya benteng itu, didirikan tugu-tugu atau semacamnya untuk sekedar masyarakat maupun wisatawan mengetahui di tempat itu pernah berdiri benteng perkasa dari kerajaan Gowa-Tallo atau kerajaan Makassar,� katanya.

Kalau perlu pihak Pemkot Makassar dan Pemkab Gowa, membangun tugu peringatan di lokasi perjanjian Bungaya, sebab lokasi itu datanya ada di Kantor Suaka dan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulselra, katanya menambahkan. [Tma, Ant]

Postingan populer dari blog ini

teks panjang Aru Tubaraniya Ri Gowa

SILSILAH RAJA-RAJA GOWA

KELONG TAU RIOLO (AGAMA)