Asal Usul Nama Gowa


Nama Gowa hingga saat ini belum diketahui pasti asal usulnya, mengingat belum ada sebuah buku lontarak pun yang menerangkannya, hanya saja ada beberapa pendapat dari ahli sejarah seperti Ahmad Makka Rausu Amansya Daeng Ngilau, mengemukakan bawah nama Gowa mungkin sekali berasal dari kata “GOARI” yang berarti “kamar atau bilik”. Kemudian Prof. Mattulada menerangkan makna kata Gaori itu berarti “Penghimpunan” ke dalam suatu tempat atau ruangan. Biasanya penghimpunan sejumlah (pemimpin) kaum secara bersama-sama menyatukan diri dalam suatu persekutuan teritorial.
Menurut Andi Ijo Karaeng, nama Gowa sebenarnya berasal dari perkataan ‘Gua” yang berarti “liang” di mana sekitar tempat Hulah ditemukan hadirnya Tumanurunga sebutan. Lahirnya penyebutan Gowa sebagai nama kerajaan, mungkin juga tidak terlepas dari sejarah pengangkatan Tumanurunga menjadi raja Gowa pertama. Diriwayatkan pada masa sebelum hadir Tumanurunga di butta Gowa, ketika itu Gowa berbentuk kerajaan-kerajaan kecil yang mengikatkan diri dalam bentuk persekutuan (Bondgenoot) atau pemerintahan gabungan (Federasi) di bawah penguasaan Paccailaya (ketua dewan hakim pemisah). Kesembilan Kasuwiang disebut juga Kasuwiang Salapanga atau “Sembilan kelompok kaum” yang mewakili masing-masing dalam persekutuan itu ialah :
1. Kasuwiang Tombolo
2. Kasuwiang Lakiung
3. Kasuwiang Samata
4. Kasuwiang Parang-parang
5. Kasuwiang Data
6. Kasuwiang Agang Je’ne
7. Kasuwiang Bisei
8. Kasuwiang Kailing
9. Kasuwiang Sero
Kondisi tanah Gowa masa sebelum hadirnya Tumanurunga senantiasa dilanda perang saudara antara Gowa bagian utara dan Gowa bagian selatan seberang Jeneberang. Oleh karena itu diperlukanlah seorang pemimpin yang berwibawa untuk mengatasinya. Diriwayatkan terdengarlah berita oleh Paccallaya bahwa ada seorang putri yang turun dari atas bukit Tamalate tepatnya di Taka’bassia. Orang-orang yang berada di Bontobiraeng melihat sesuatu di sebelah utara seberkas cahaya di atas, bergerak perlahan-lahan turun ke bawah ternyata menuju Taka’bassia tepatnya persis di atas sebuah bongkahan batu perbukita. Gallarang mangasa dan tombolok yang memang diserahi tugas mencari tokoh yang bisa menjadi pemersatu kaum dalam persekutuan Butta Gowa. Paccailaya bersama kesembilan kasuwiang bergegas ke Taka’bassia. Mereka duduk mengelilingi cahaya tersebut sambil bertafakkur. Serta merta dari cahaya menjelma wujud manusia, seorang wanita cantik menakjubkan dengan memakai pakaian kebesaran yang mengagumkan kasuwiang salapanga dan paccallaya tak mengetahui nama dari puteri ratu tersebut sehingga diberi nama “Tumarunung Bainea” atau Tumarununga yang artinya orang (wanita) yang menjelma yang turun dari atas dan tidak diketahui asal usulnya.
Paccallaya dan kasuwiang salapangan kemudian bersepakat menjadikan Tumanurunga raja, dan memberitahukan kepada oragn-orang yang berperang agar menghentikan pertempuran. Paccallaya kemudian mendekati Tumanurunga dan bersembah “Sombangku!” (Tuanku) kami datang semua ke hadapan sombangku, kiranya sombangku sudi menetap di negeri kami dan sombakulah yang merajai kami”. Permohonan Paccallaya pun dikabulkan oleh Tumanurunga dan berseru kepada orang banyak yang hadir di tempat itu, “Sombai karaengnu tu Gowa!” (sembahlah rajamu hai orang Gowa), maka gemuruhlah orang banyak “Sombangku”. Mungkin sejak itulah bermula nama Gowa dipergunakan secara resmi sebagai sebutan bagi kerajaan Gowa.

Postingan populer dari blog ini

teks panjang Aru Tubaraniya Ri Gowa

SILSILAH RAJA-RAJA GOWA

KELONG TAU RIOLO (AGAMA)